Senin, 24 Juli 2017

BESAR HARAPANKU AKANMU

2005, tahun dimana aku mengenalmu, bertutur sapa serta saling melempar senyum juga anggukan kepala. Aku tidak pernah tahu jika itu adalah awal dari segalanya. Hari berlalu seiring dengan kebersamaan kita dalam sebuah kegiatan di sekolah. Tawa, canda, serta lelah kita rasakan bersama. Dan tanpa sadar, rasa itu perlahan hadir menghuni ruang kosong dihatiku.

Kupikir itu wajar. Namun tatkala aku jauh darimu, membuatku mengerti akan rasa itu. Rasa dimana aku merinduimu sekalipun kau ada bersamaku, bahagia meski hanya melihatmu dari ujung kelas. Aku tidak pernah tahu jika rasa yang ku izinkan hadir dihatiku itu adalah sebuah kesalahan. Tapi ... Saat aku tahu hatimu menginginkan dia, aku sadar jika rasaku tak sepantasnya kubiarkan tumbuh.

Waktu berlalu dengan aku yang terus berusaha mengendalikan diri akan rasa ini. Dan nyatanya aku gagal. Sampai pada saat aku tahu kau telah menjadi miliknya, aku semakin membenci diriku yang tidak pernah bisa menghapus namamu dihatiku.  Salahkah???

Tahun demi tahun berjalan bersama aku yang masih mencoba menghilangkan namamu. Namun apalah daya, bahkan sepuluh tahun berlalu pun aku masih mengingat jelas wajahmu. Suaramu yang tidak akan pernah bisa mengelabui ku akan kamu. Dan senyummu yang selalu membuatku ikut tersenyum. Maaf karena aku masih mengingatmu.

Kau tahu, sejujurnya aku sadar siapa diriku. Kau adalah bintang yang sanggup bersinar di segala keadaan. Dan aku, hanyalah seonggok batu hitam yang akan pecah dikala arus deras. Tapi maafkan aku yang tak sanggup melupakanmu, sekalipun ikhlas hatiku melepasmu untuk bersama dia.

Dan maafkan aku jika suatu saat nanti pun aku masih tetap mengingatmu. Katakan padaku jika kau tidak menginginkanku untuk mengingat namamu. Tapi ... Jangan paksa aku untuk melupakanmu. Karena kau adalah hal terindah yang pernah aku rasakan.

#alfaqir